Jumat, 25 Maret 2011

Teknik Penyusunan Kerangka Berpikir

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknik Penyusunan Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang begaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berpikir akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, mak juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dililbatkan dalam penelitian. Pertautan antara variabel tersebut, selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.
Kerangka berfikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel atau lebih secara mandiri, maka yang akan dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variable, juga argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun korelasi. Oleh karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk komparasi maupun korelasi maka perlu dikemukakan kerangka berfikir.
Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif / korelasi maupun komparatif / perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat : jika begini maka akan begitu ; jika komitmen kerja guru tinggi, maka produktifitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika pengawasan dilakukan dengan baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif).
Setelah masalah penelitian berhasil dirumuskan dengan baik maka langkah berikutnya adalah mengajukan hipotesis yang didasarkan dari kajian mendalam teori-teori yang relevan dengan variabel-variabel penelitian. Agar sebuah kerangka teoretis meyakinkan maka argumentasi yang disusun dalam teori-teori yang dipergunakan dalam membangun kerangka berpikir harus merupakan pilihan dari sejumlah teori yang dikuasai secara lengkap dengan mencakup perkembangan terbaru.
Disamping itu, kerangka teori juga dapat dilakukan melalui pengkajian hasil-hasil penelitian yang relevan yang telah dilakukan peneliti lainnya. Hasil penelitian orang lain yang relevan dijadikan titik tolak penelitian kita dalam mencoba melakukan pengulangan, revisi, modifikasi, dan sebagainya. Berdasarkan kajian teoretis dan hasil-hasil penelitian yang relevan, maka tahap berikutnya peneliti menyusun kerangka berpikir yang mengarahkan perumusan hipotesis.
Dengan demikian produk akhir dari proses pengkajian kerangka teoretis adalah perumusan hipotesis.
Secara ringkas, langkah penyusunan kerangka teoretis dan pengajuan hipotesis dapat dibagi ke dalam kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
  • Pengkajian mengenai teori-teori ilmiah yang akan dipergunakan dalam analisis.
  • Pembasan mengenai penelitian-penelitian lain yang relevan.
  • Penyusunan kerangka berpikir dengan mempergunakan premis-premis sebagaimana yang terkandung dalam teori dan hasil  penelitian tersebut dengan menyatakan secara tersurat pernyataan, postulat, asumsi, dan prinsip yang dipergunakan.
  • Perumusan hipotesis.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan peda kerangka berpikir
Suriasumantri, 1986 dalam (Sugiyono, 2009:92) mengemukakan bahwa seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan  hipotesis. Kerangka pemikiran merupakan penjelasan sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahan.
Kriteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan ilmuwan, adalah alur-alur pemikiran yang logis dalam membangun suatu berpikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antara variabel penelitian. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis

Kamis, 24 Maret 2011

Penilaian Sekuritas

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Penilaian sekuritas mempunyai pengertian proses penentuan nilai pasar suatu sekuritas. Dimana sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak kepemilikan untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan atas perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang melaksanakan hak tersebut.
Bila dikaitkan dengan keperluan analisis, maka sekuritas-sekuritas tersebut terbagi atas 3 tipe yakni:
• Sekuritas yang memberikan penghasilan tetap.
• Sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap.
• Sekuritas yang mempunyai karakteristik opsi.

1.2 Permasalahan
1. Bagaimanakah Penilaian Sekuritas Berpenghasilan Tetap ?
2. Bagaimanakah Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap ?
3. Bagaimanakah Penilaian Sekuritas Berkarakteristik Opsi ?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui Penilaian Sekuritas Berpenghasilan Tetap
2. Mengetahui Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap
3. Mengetahui Penilaian Sekuritas Berkarakteristik Opsi





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penilaian Sekuritas Berpenghasilan Tetap
Contoh sekuritas tipe ini adalah obligasi. Obligasi biasanya mempunyai features sebagai berikut. Mempunyai nilai nominal, atau disebut juga face value, (misal Rp. 1.000.000,-). Kapan akan dilunasi (misal 5 tahun). Mempunyai coupon rate (misal 18% per tahun). Kalau kita mengabaikan kemungkinan obligasi tersebut tidak bisa dilunasi (default), maka pembeli obligasi tersebut akan memperoleh Rp.180.000,- pada tahun 1 s/d 5, ditambah pelunasan pokok pinjaman sebesar Rp 1.000.000,- pada tahun ke 5.
Arus kas yang diharapkan akan diperoleh oleh pemodal yang membeli obligasi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut ( semua angka dalam ribuan rupiah).
Tahun 0 Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5
? 180 180 180 180 180
1000

Nilai pada tahun ke 0 (atau saat ini) merupakan harga yang bersdia dibayar oleh para pemodal. Untuk itu nilai pasar obligasi (B0) bisa dihitung sebagai berikut :

= ………….(7.1)

Dalam hal ini :
Ft , adalah bunga yang dibayarkan setiap periode (t = 1, …,n),
N adalah nilai nominal pelunasan,
r adalah tingkat bunga yang dianggap relevan oleh pemodal.

Misalnya obligasi tersebut ditawarkan ke pasar modal, dan para pemodal menginginkan tingkat keuntungan 17%.
Berapa harga obligasi tersebut?.
B0 = 180/(1+0,17) + 180/(1+0,17)2 + …. + 180/(1+0,17)5
= Rp.1.032.000,- (dibulatkan)

Harga yang bersedia dibayar lebih tinggi dari nilai nominal karena coupon rate yang ditawarkan lebih tinggi dari tingkat keuntungan yang diinginkan oleh pemodal.
Perhatikan bahwa apabila tingkat bunga yang dianggap relevan oleh pemodal meningkat, harga pasar obligasi akan menurun dan sebaliknya. Dengan demikian apabila diabaikan kemungkinan default, maka harga obligasi akan tergantung pada (pengharapan akan) tingkat bunga.
Bagaimana menentukan tingkat bunga yang layak?
Apabila kita pergunakan konsep CAPM, maka kita perlu menaksir beta obligasi tersebut. Umumnya beta obligasi cukup rendah, jauh dibawah satu, dan sebagian besar berkisar hanya 0,20 – 0,30. Rendahnya beta tersebut menjelaskan mengapa dipergunakan tingkat bunga yang relative jauh lebih rendah daripada tingkat keuntungan portofolio pasar.
Dengan demikian misalkan bahwa Rm = 0,20 sedangkan Rf = 0,12. Apabila beta obligasi tersebut hanya sebesar 0,25, maka tingkat keuntungan yang layak untuk obligasi tersebut sesuai dengan CAPM adalah,
R0bl = 0,12 + 0,25(0,20 – 0,120)
= 0,14 (atau 14%)
Apabila coupun rate obligasi tersebut sebesar 18%, maka nilai pasar obligasi tersebut tentu akan lebih tinggi dari nilai nominalnya

2.2 Penilaian Sekuritas Tidak Berpenghasilan Tetap
Saham merupakan sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap bagi pemiliknya. Pemilik saham akan menerima penghasilan dalam bentuk deviden dan perubahan harga saham. Kalau harga saham meningkat dari harga beli, maka pemodal dikatakan memperoleh capital gains, apabila sebaliknya disebut sebagai capital loss.
Apabila harga saham saat ini (P0) sebesar Rp. 10.000,- kemudian diharapkan memberikan deviden (d) Rp. 1.000,- pada tahun depan diperkirakan harganya Rp. 11.000,-. Dengan demikian tingkat keuntungan yang diharapkan (r) akan diperoleh adalah :
r = (P1 – P0 + D1)/P0
= (11.000 – 10.000 + 1.000)/10.000
= 0.20 atau 20%

Persoalan tersebut juga bisa dinyatakan,

P0 = P1/(1 + r) + D1/(1 + r)
= 11.000/(1 + 0,20) + 1.000/(1 + 0,20)
= 10.000
Tetapi apa yang menentukan harga pada t = 1 ? Harga pada t = 1 akan dipengaruhi oleh deviden pada t = 2 dan harga pada t = 2. Atau secara formal,
P1 = P2/(1 + r) + D2/(1 + r)
Dengan demikian maka,
P0 = P2/(1 + r)2 + D2/(1 + r)2 + D1/(1 + r)
Dan seterusnya.

Karena seseorang bisa memiliki saham untuk waktu n tahun, maka persamaan umumnya menjadi,
…………..(7.2)

Dalam hal ini :
P0 adalah harga saham saat ini,
Dt adalah deviden yang diterima oleh pemodal pada tahun ke t (t = 1, …,n),
Pn adalah harga saham pada tahun ke n,
r adalah tingkat keuntungan yang dianggap relevan.
Meskipun seorang pemodal bisa memiliki saham selama n tahun, tetapi sewaktu saham tersebut dijual, akhirnya periode kepemilikan akan menjadi tidak terhingga. Dengan demikian persamaan (7.2) bisa dituliskan menjadi,
……..(7.3)
Dalam persamaan tersebut n = (tidak terhingga).
Secara konsepsional rumus penentuan harga saham tersebut benar, tetapi untuk operasionalisasinya akan sangat sulit. Bagaimana kita bisa memperkirakan Dt dari tahun ke 1 sampai dengan tahun tidak terhingga? Semakin jauh dimensi waktu estimasi kita semakin tidak pasti estimasi tersebut. Karena itulah kemudian dipergunakan berbagai penyederhanaan.
Penyederhaaan yang pertama adalah dengan menggunakan asumsi-asumsi sebagai berikut :
a. Keuntungan tidak berubah setiap tahunnya, dan
b. Semua keuntungan dibagikan sebagai deviden (asumsi ini yang menyebabkan laba tidak meningkat).

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut bisa dirumuskan bahwa harga saham saat ini adalah :
P0 = E/r
Atau
P0 = D/r

Asumsi-asumsi tersebut kemudian dirasa sangat tidak realistis. Karena itu kemudian diasumsikan :
a. Tidak semua laba dibagi, tetapi ada sebagian yang ditahan. Proporsi laba yang ditahan (diberi notasi b) diasumsikan konstan.
b. Laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali tersebut bisa menghasilkan tingkat keuntungan, disebut juga Return On Equity, sebesar R.
c. Sebagai akibat dari asumsi-asumsi tersebut, maka laba per lembar saham (=E) dan juga deviden (=D) meningkat sebesar bR. Peningkatan ini kita beri notasi g. Dengan kata lain g = bR.

Dengan menggunakan serangkaian asumsi tersebut maka,

Dengan n = , maka persamaan tersebut merupakan penjumlahan dari suatu deret ukur dengan kelipatan [(1+g)/(1+r)] dan n = , sehingga jumlahnya adalah sama dengan,

Yang dapat disederhanakan menjadi,

P0 = D1/(r-g)

Model tersebut disebut sebagai model pertumbuhan konstan (constant growth model), karena diasumsikan pertumbuhan laba (dan juga deviden) meningkat secara konstan. Tentu saja kita bisa menggunakan pertumbuhan yang tidak konstan, yang menyatakan bahwa g1 > g2. Misalnya selama 3 tahun pertama pertumbuhan diperkirakan sebesar 20% pertahun (g1), tetapi setelah itu hanya tumbuh sebesar 10% per tahun (g2).

Persoalan tersebut bisa dirumuskan,

P0 = D1/(1+r) + D1(1+g1)/(1+r)2 + D1(1+g1)2/(1+r)3 +
D1(1+g1)2/(1+g2)/(1+r)4 + ….. + D1(1+g1)2/(1+g2) -3/(1+r)

Deviden pada tahun ke 4 sampai dengan tahun bisa dirumuskan sebagai,
P3 = D4/(r-g2)

Karena itu,
P0 = D1/(1+r) + D1(1+g1)/(1+r)2 + D1(1+g1)2/(1+r)3 +
D1(1+g1)2/(1+g2)/(1+r)4 + P3/(1+r)3

Yang berarti juga bisa dituliskan sebagai,
P0 = D1/(1+r) + D1(1+g1)/(1+r)2 + D1(1+g1)2/(1+r)3 +
D1(1+g1)2/(1+g2)/(1+r)4 + [D4/(r-g2) x 1/(1+r)3]

CAPM dapat diterapkan untuk menaksir tingkat bunga (r) yang dipandang relevan untuk penaksiran harga saham. Apabila diperkirakan bahwa suatu saham adalah 1,20 (yang berarti lebih beresiko apabila dibandingkan dengan portofolio pasar), sedangkan Rf dan Rm diperkirakan berturut-turut adalah 12% dan 22%, maka tingkat keuntungan yang layak untuk saham tersebut adalah,

Ri = 0,12 + 1,20(0,22 – 0,12)
= 0,24

Dengan demikian apabila diterapkan constant growth model, sedangkan diperkirakan

D1 = Rp. 800,- dan g = 0,16, maka
P0 = 800/(0,24 – 0,16)
= Rp. 10.000,-

Nampak bahwa penerapan CAPM menunjukkan bahwa harga saham akan dipengaruhi oleh resiko yang ditanggung oleh pemodal karena menginvestasikan dananya pada saham tersebut. Resiko tersebut dinyatakan dalam beta ( ). Semakin tinggi resiko, semakin besar tingkat bunga (r) yang dipergunakan untuk menaksir harga saham.



Pertumbuhan Super Normal atau Non Konstan
Adalah bagian dari siklus hidup suatu perusahaan di mana pertumbuhannya jauh lebih cepat daripada pertumbuhan perekonomian secara keseluruhannya.
Untuk mencari besarnya nilai saham tersebut dilakukan langkah-langkah :
1. Cari nilai sekarang dari dividen selama periode pertumbuhan non konstan.
2. Cari harga saham pada akhir periode pertumbuhan non konstan, di mana pada saat itu pertumbuhannya telah berubah menjadi pertumbuhan konstan, dan diskontokan. Harga ini kembali ke masa sekarang.
3. Jumlahkan kedua unsur ini untuk mencari nilai intrinsik dari saham, .

Formulanya adalah :



2.3 Penilaian Sekuritas Berkarakteristik Opsi
Salah satu jenis sekuritas yang berkarakteristik opsi adalah warrant. Warrant adalah opsi untuk membeli sejumlah saham biasa dengan harga tertentu. Pada saat pemilik warrant melaksanakan opsi tersebut, mereka menyerahkan warrant tersebut ke perusahaan. Kalau suatu obligasi disertai dengan warrant, maka investor tidak hanya memperoleh bunga tetap dari pembelian obligasi, tetapi mereka juga memperoleh opsi untuk membeli saham biasa dengan harga tertentu. Kalau harga saham (diperkirakan) naik, maka opsi ini akan berharga. Sebagai akibatnya perusahaan mungkin bisa menjual obligasi dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
Pada waktu penerbitan warrant, biasanya harga exercise (yaitu harga dimana investor bisa melakukan pembelian saham dengan menunjukkan warrant ditentukan diatas harga saham saat tersebut. Misalkan harga saham pada waktu penerbitan warrant adalah sebesar Rp. 7.000,- maka warrant mungkin ditetapkan dengan harga Rp.8.000,-. Selisihnya disebut sebgai premium. Warrant harus menjelaskan kapan opsi tersebut bisa dilaksanakan (misal 3 tahun lagi sejak saat penerbitan).
Sewaktu warrant dimanfaatkan oleh para pemodal, perusahaan akan memperoleh tambahan dana. Hal tersebut bisa dilihat dari contoh berikut ini.
Misalkan perusahaan menerbitkan obligasi sebesar Rp.10.000 juta,-, dengan bunga 14% per tahun (tingkat bunga yang umum berlaku mungkin diatas 14%, tetapi karena obligasi tersebut disertai warrant, pemodal bersedia menerima tingkat bunga tersebut). Jumlah lembar obligasi yang diterbitkan misalnya 100.000 lembar. Pemodal menerima warrant dari pembelian obligasi tersebut (misal satu obligasi berhak membeli sepuluh saham biasa) yang memungkinkan mereka membeli saham biasa dengan harga misalnya, Rp.8.000,- (misal nilai nominal saham Rp.1.000). Keadaan sebelum penerbitan obligasi, setelah penerbitan obligasi, dan setelah warrant dilaksanakan, disajikan berikut ini :

Sebelum Setela Setelah
Penerbitan Penerbitan Pelaksanaan
Obligasi Obligasi Warrant

Obligasi - Rp.10.000 Rp.10.000
Saham biasa
(nominal Rp.1.000) Rp.10.000 Rp.10.000 Rp.11.000
Agio - - Rp. 7.000
Laba yang ditahan Rp.40.000 Rp.40.000 Rp.40.000
Modal Sendiri Rp.50.000 Rp.50.000 Rp.58.000

Total Kapitalisasi Rp.50.000 Rp.60.000 Rp.68.000






BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penilaian sekuritas mempunyai pengertian proses penentuan nilai pasar suatu sekuritas. Dimana sekuritas merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak kepemilikan untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan atas perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut
Bila dikaitkan dengan keperluan analisis, maka sekuritas-sekuritas tersebut terbagi atas 3 tipe; yakni: ekuritas yang memberikan penghasilan tetap.Sekuritas yang memberikan penghasilan yang tidak tetap.Sekuritas yang mempunyai karakteristik opsi.

3.2 Saran
Sarannya untuk sebuah perusahaan sebelum memilih sekuritas-sekuritas sebaiknya dianalisis terlebih dahulu

Investasi Saham

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki biasanya berjangka panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang sebagai kompensasi secara profesional atas penundaan konsumsi, dampak inflasi dan resiko yang ditanggung. Keputusan investasi dapat dilakukan individu.Investasi juga dapat diartikan sebagai suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang.

1.2 Permasalahan
1. Apa saja ciri-ciri investasi?
2. Apa saja keunggulan investasi saham?
3. Bagaimana laba dari berinvestasi saham?
4. Apa saja resiko berinvestasi?
5. Bagaimana sejarah ringkas bursa efek Jakarta?
6. Bagaimana berinvestasi di luar negeri?

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui diantaranya:
1. Ciri-Ciri Investasi
2. Keunggulan Investasi Saham
3. Laba Dari Berinvestasi Saham
4. Resiko Berinvestasi
5. Sejarah Ringkas Bursa Efek Jakarta
6. Berinvestasi Di Luar Negeri



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Ciri-Ciri Investasi
Investasi memiliki beberapa cirri-ciri sebagai berikut:
1. Investasi harus menghasilkan jumlah yang lebih besar.
investasi harus menghasilkan jumlah yang bertambah banyak, tapi investasi juga bisa tidak dapat menghasilkan alias gagal.
2. Investasi mensyaratkan modal awal.
investasi itu pada hakikatnya memutar modal.
3. Investasi itu menuntut keahlian atau menghasilkan kemahiran.
Sedikitnya seorang investor pasti memiliki keahlian/pengetahuan dibidangnya, sehingga mereka berpikir investasi yang dijalankan kemungkinan berhasil. Misal untuk investasi reksadana, pasti akan cari tahu dulu apa itu reksadana, baru berinvestasikan ?. Bisa juga berinvestasi dengan mengikuti sekolah atau kursus dengan harapan yang menghasilkan suatu pengalaman
4. Investasi selalu masuk akal.
Investasi itu sebuah skenario yang masuk akal, memasukan dana ke ember dan berharap besok berlipat ganda jelas bukan investasi, karena caranya tidak masuk akal. Jangan pula berharap semua investasi dapat menghasilkan jumlah berkali-kali lipat dalam waktu singkat, walaupun ada tawaran demikian, itu adalah investasi yang tidak wajar. cermati, dan analisa sebelum berinvestasi
5. Investasi mengandung kepastian berhasil diatas 50%.
upaya kita tidak menyamakan investasi dengan judi, sebab judi hanya memiliki ciri-ciri menang/kalah 50%-50%, sedangkan investasi harus dapat menjanjikan kepastian kemungkinan beruntung lebih dari 50%. Misalkan…, kita ingin membeli sebidang tanah, maka kita harus harus yakin nilai tanah itu pasti meningkat. Bila dikemudian hari nilai tanah itu merosot dikarenakan menjadi daerah rawan banjir atau disekitarnya berkembang menjadi daerah rawan kriminal, ini disebut resiko berinvestasi.
6. Investasi tidak dapat diketahui hasilnya terlebih dahulu.
Investasi selalu mengandung resiko. Hasil yang 100% past,i tidak dapat disamakan dengan investasi. Kepada mereka yang takut menanggung resiko sebaiknya disarankan menabung dibank saja. Resikonya hampir nihil, kecuali kalau banknya bangkrut.
7. Investasi tidak melanggar etika atau hukum.
Misalkan, menanam ganja atau mendirikan pabrik obat-obatan psikotropika adalah melanggar hukum. Itu bukan investasi tapi kriminal.
8. Investasi di sebut juga memutar “uang dingin”.
Investasi menggunakan uang yang mengendap dalam kurun waktu tertentu untuk menghasilkan nilai tambah.
9. Investasi berjumlah relatif besar.
Umumnya suatu investasi bernilai cukup besar. misalkan, memelihara ayam 1-5 ekor itu adalah hobby, tapi kalau sudah 1000 ekor, itu baru namanya investasi…, karena bisa diambil telur atau dagingnya untuk dijual.
10. Investasi merupakan fungsi waktu.
Banyak orang lupa kalau investasi itu memerlukan waktu. Hampir tidak ada investasi nilainya naik dalam waktu semalam, kecuali menang judi. Investasi yang bagus adalah yang berkembang dalam waktu relatif singkat dan aman seiring dengan berlalunya waktu.

2.2 Keunggulan Investasi Saham
1. Menarik keuntungan dari IPO
Harga saham IPO sebenarnya adalah harga discount, sehingga pada beberapa emiten dengan harga yang logis di IPO-nya dan didukung dengan kondisi market bullish – maka hari pertama perdagangan adalah profit untuk anda. Lihat kasus IPO-nya ADRO, naik 57% perhari ,harga IPO Rp.1.100/lembar dan day 1 sampai Rp.1760 dan sekarang closed di Rp.1540/lembar. Kasus IPO-nya BIPI juga hampir sama
2. Capital Gain
Selisih harga beli dan harga jual, hal yang umum diharapkan oleh trader dan investor saham. Ada teman saya yang kemarin collect BUMI di harga Rp. 2100/lembar, sekarang tersenyum dengan bullishnya BUMI 3 hari terakhir naik ke Rp.2675/lembar — dan siap terbang kembali ke harga wajarnya BUMI. Artinya dia bisa profit 27% dalam 3 hari — bandingkan dengan bunga deposito yang hanya 7% pertahun.
3. Menerima Deviden
Kalaupun saham anda nilainya turun kan tidak berarti selalu rugi, selama belum cutloss dijual. Terkadang saham-saham bluechips malah jor-joran membagikan deviden. Seperti TLKM yang membagian deviden 2 kali di tahun ini. DEVIDEN adalah sebagian laba hasil usaha perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham, lihat ANTM meskipun nilai sahamnya tergerus turun namun deviden yang sebesar 6,25% adalah gain yang lumayan. Sambil melihat suatu saat harga emas dan nikel kembali booming.
4. Stock Split
Aksi emiten untuk pecah saham sehingga jumlah saham kita tambah banyak tanpa mesti keluar uang lagi. Kemarin teman lain pegang PGAS sebelum akhirnya stock split 1 : 5 sehingga saham teman saya tersebut nambah 5 kali lipat. Bayangkan beli 2 lot jadi 10lot, kalau harganya balik kembali kan apa nggak senyum-senyum
5. Right Issue atau Saham Bonus
Right Issue adalah penawaran saham baru tambahan, biasanya harganya lebih murah dari harga pasar sperti UNTR yang kemarin belum lama menawarkan 1 lot UNTR = Rp. 7500/lembar bagi pemilik 6 lot UNTR. Padahal saat ini harga market UNTR masih diatas Rp. 10.000,-. Dan memang telah lama juga tidak ada pembagian saham bonus, bisa saja akan ada lagi.

2.3 Laba Dari Berinvestasi Saham
Target dapat kita tentukan dengan beberapa cara. Kita bisa mulai dengan yang paling sederhana: menentukan target secara umum. Kita bisa juga menentukan target berdasar bingkai waktu (time frame) investasi, apakah jangka panjang (investasi) atau jangka pendek (trading).
1. Target Laba Main Saham (Umum)
Pemula (pengalaman sampai dengan 2 tahun)
Mulailah dengan perlahan-lahan. Jangan bermimpi untung besar. Yang paling penting: usahakan rugi anda maksium 20% per tahun.
Menengah (pengalaman sampai dengan 6 tahun)
Target pemain saham berpengelaman menengah adalah untung 10% per tahun.
Mengapa cuma 10%?
Setelah beberapa tahun bermain saham, anda sudah paham sedikit tentang saham. Bila saya ibaratkan anda sebagai pengemudi motor, anda sudah pandai mengemudi motor, bahkan dengan kecepatan tinggi. Tapi anda baru jago ngebut di jalan lurus. Anda belum ahli ngebut di sirkuit yang berliku-liku.
Dengan pemahaman terbatas itu, saya menyarankan target 10%, yang relatif kecil, supaya anda tetap berhati-hati. Bila target terlampau tinggi, anda mungkin akan menjadi agresif dan melakukan kesalahan fatal dan merugi besar.
2.Target Laba Investasi Saham (Jangka Panjang)
Pada pos "Target Laba Main Saham (Umum)" saya menganjurkan pemain saham untuk menentukan target -20%, +10%, atau +20% per tahun tergantung pengalaman. Target-target tersebut cukup wajar tapi kurang tepat karena kita tidak membandingkan mereka dengan kondisi pasar.
Mengapa kita perlu membandingkan target dengan kondisi pasar?
Sebab utama adalah karena kondisi pasar mempengaruhi hasil investasi jangka panjang. Kalau pasar naik, saham juga naik; investor untung. Kalau pasar turun, saham juga turun; investor rugi. Artinya: investor lebih mudah untung waktu pasar naik daripada waktu pasar terpuruk.
Kalau pasar terus turun dalam jangka waktu yang lama, investor jangka panjang sulit mendapat untung—malahan lebih mungkin rugi—pada periode tersebut. Karena alasan inilah investor perlu membedakan target sesuai kondisi pasar.
3. Target Laba Trading Saham (Jangka Pendek)

Target laba trading saham berbeda dengan target investasi saham (jangka panjang) karena trading yang bersifat jangka pendek harus dibarengi dengan target yang bingkai waktunya juga pendek.
Mengapa?
Kondisi pasar secara keseluruhan—yang sangat dominan mempengaruhi investasi jangka panjang—tidak begitu dominan pengaruhnya pada trading (dagang) saham yang bersifat jangka pendek. Yang saya tekankan di sini adalah bagian "tidak begitu dominan." Artinya, secara teoritis trader seharusnya bisa mendapat untung saat pasar naik ataupun turun.
Pasar yang naik-turun adalah kesempatan emas bagi trader untuk mencari untung. Saat pasar naik, trader bisa untung dengan cara membeli saham untuk dijual di harga lebih tinggi. Saat pasar turun, trader tetap bisa untung dengan cara membeli di harga rendah untuk dijual di harga lebih tinggi.
Tentu saja, kebalikannya juga bisa terjadi. Trader bisa rugi waktu pasar naik dan juga rugi waktu pasar turun.
Karena sifat trading seperti yang dikemukakan di atas--bisa untung waktu pasar turun, tapi juga bisa buntung waktu pasar naik--kita harus mempersempit bingkai waktu (time frame) perhitungan target dari per tahun menjadi per bulan. Selain itu, kita juga harus menetapkan target rugi maksimal yang diperbolehkan.

2.4 Resiko Berinvestasi
Didalam berinvestasi pasti terdapat resiko biasanya hanya terdapat tiga (3) risiko yang paling ditakutkan orang ketika mereka berinvestasi diantaranya:
1. Turunnya Nilai Investasi
Risiko yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi umumnya adalah "Apakah uang saya akan hilang?" Kebanyakan orang mungkin menjawab "tidak" kalau ditanya seperti itu. Iyalah, mana ada, sih orang yang mau kehilangan uangnya? Akan tetapi, masalahnya, yang namanya risiko pasti ada dalam setiap investasi. Hanya bedanya adalah di ukurannya. Ada produk investasi yang risikonya cukup besar, ada yang sedang, ada yang kecil. Itu mungkin butuh pembahasan yang khusus di NOVA nomor-nomor mendatang. Yang jelas, satu hal yang paling ditakuti orang, sekali lagi adalah: "Apakah uang saya akan hilang?"
Sekarang kalau Anda berinvestasi, seberapa besar penurunan nilai yang bersedia Anda tanggung bila Anda mengalami kerugian? 10 persen? 30 persen? 50 persen? Atau 100 persen? Berapapun besar kerugian yang bersedia Anda tanggung, ingatlah, itu adalah bagian dari berinvestasi. Jangan pernah mengharapkan Anda akan terus-menerus untung. Yang namanya kerugian, sesekali memang harus dialami. Kalau enggak mengalami, ya enggak belajar, kan?
2. Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
Risiko kedua yang paling ditakuti orang ketika berinvestasi adalah apakah produk investasi yang dibelinya itu mudah untuk dijual kembali. Beberapa orang mungkin senang berinvestasi ke dalam emas karena emas dianggap mudah dijual kembali. Akan tetapi, ada juga orang yang berinvestasi ke dalam mata uang dolar Amerika, dan dolar tersebut cepat-cepat dimasukkannya ke bank. Ini karena bila dolar itu disimpan di lemari, maka kondisi fisik dari kertas uangnya mungkin akan menurun, dan itu kadang-kadang akan menyulitkan bila suatu saat dolar itu hendak dijual kembali. Maklum, beberapa bank seringkali tidak mau membeli mata uang asing Anda bila kondisi uang kertasnya robek, rusak atau kumal.
Contoh lain dari produk investasi yang tidak selalu mudah untuk dijual kembali adalah barang-barang Koleksi. Barang-barang koleksi umumnya tidak selalu mudah dijual kembali karena pasar pembeli barang-barang ini sangat spesifik. Lukisan misalnya. Karena pasarnya yang spesifik, tidak selalu mudah menjual lukisan. Tapi, sekali terjual, bisa saja harganya sangat tinggi dan memberikan untung yang lumayan buat orang yang menjualnya.
Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk berinvestasi, ketahui lebih dulu seberapa mudahnya produk investasi Anda bisa dijual kembali. Jangan sampai Anda berinvestasi tapi tidak bisa menjualnya, karena barangnya memang sulit dijual.
3. Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Bayangkan kalau Anda berinvestasi di deposito yang memberikan bunga 10 persen setahun, sedangkan dalam setahun harga barang dan jasa malah naik 15 persen? Hal ini seringkali terjadi, bukan karena terlalu tingginya kenaikan harga barang dan jasa, tetapi karena produk yang dipilih itu sendiri belum tentu sesuai.
Iya dong, beberapa dari Anda mungkin menginginkan produk investasi yang aman dan konservatif. Tetapi, konsekuensinya adalah bahwa Hasil Investasi yang didapat mungkin saja tidak bisa menyamai kenaikan harga barang dan jasa. Kalau itu terus Anda alami dari tahun ke tahun, maka Anda akan bangkrut.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menghadapi risiko ini? Jangan menutup diri terhadap informasi. Pelajari produk-produk investasi lain yang mungkin Anda belum tahu, dan setelah itu cobalah masuk ke situ dengan mempertimbangkan segala konsekuensinya. Lama-kelamaan, Anda pasti bisa mengatasi tingginya kenaikan harga barang dan jasa dengan berinvestasi pada produk yang memang berpotensi untuk bisa memberikan hasil yang lebih tinggi dibanding kenaikan harga barang.

2.5 Sejarah Ringkas Bursa Efek Jakarta
BEJ berawal dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Hindia Belanda pada 1912 di Batavia. Setelah sempat tutup beberapa kali karena terjadinya perang, BEJ kembali dibuka pada 1977 di bawah pengawasan Bapepam.
Pada 13 Juli 1992, BEJ diprivatisasi dengan dibentuknya PT. Bursa Efek Jakarta. Kemudian pada 1995, perdagangan elektronik di BEJ dimulai.
Setelah sempat jatuh ke sekitar 300 poin pada saat-saat krisis, BEJ mencatat rekor tertinggi baru pada awal tahun 2006 setelah mencapai level 1.500 poin berkat adanya sentimen positif dari dilantiknya presiden baru, Susilo Bambang Yudhoyono. Peningkatan pada tahun 2004 ini sekaligus membuat BEJ menjadi salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik di Asia pada tahun tersebut.
Pada tahun 2007 BEJ melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia. Penggabungan ini menjadikan Indonesia hanya memilki satu pasar modal

2.6 Berinvestasi Di Luar Negeri
Kepada para calon maupun investor diproduk finansial seperti Forex, Indeks dan Komoditi, hendaknya teliti lebih dahulu agen perusahaan yang menawarkan kepada anda. Sampai sejauh mana kemampuan mereka di bidang Investasi itu. Yang sangat dikhawatirkan jangan sampai yang datang kepada anda adalah orang yang kemampuannya tidak diragukan lagi di bidang marketing/pemasaran produk ini, tetapi kemampuannya untuk mengelola Investasi anda itu ini yang perlu dipertanyakan lebih jauh. Ini pernah ditemukan beberapa Broker/Trader dari salah satu perusahaan pialang lain yang mengaku bahwa mereka hanya disuruh Marketing saja, tetapi yang mentransaksikan adalah Manager tanpa sepengetahuan Investor. Namun apabila terjadi masalah dalam transaksi maka itu dianggap hanya urusan si Broker dengan Investornya. Bahkan ada Broker terpaksa berkorban mengganti dana Nasabah, padahal dia sendiri tidak pernah ikut terlibat dalam transaksi. Anda yang Broker baru harus mengetahui betul watak dan karakter Manager anda. Jangan sampai menjadi Pecundang.
Lebih dari pada itu, perusahaan yang menawarkan Investasi ini (perusahaan pialang) lebih penting anda verifikasi lebih dalam kalau perlu cek lebih dahulu di Website Bappebti, Lembaga Kliring dan Bursa Berjangka Jakarta. Satu hal yang kurang dipahami banyak calon Investor bahwa transaksi ini kebanyakan produk Bursa Luar Negeri. Sedangkan Bappebti telah diamanatkan oleh Undang-Undang Perdagangan Berjangka Komoditi No.32 tentang pemberian Persetujuan Sebagai Pialang Berjangka Yang Menawarkan Dan/Atau Menyalurkan Amanat Nasabah Untuk Transaksi Kontrak Berjangka Ke Bursa Berjangka Luar Negeri. Kalau kita membuka website Bappebti ada 79 perusahaan pialang berjangka yang terdaftar termasuk yang dibekukan dan dicabut izinnya, sedangkan yang memperoleh Persetujuan Menawarkan dan/atau Menyalurkan Amanat Nasabah Ke Bursa Luar Negeri dari Bappebti hanya 13 perusahaan pialang. Tetapi transaksi-transaksi diatas oleh Bappebti dan BBJ disebutnya sebagai Sistim Perdagangan Alternatif. Dalam hal ini ada beberapa perusahaan pialang justru menyalurkan ordernya ke Pedagang Berjangka, bukan langsung ke prinsiple Luar Negeri sesuai yang tercantum di surat persetujuan Bappebti. Kondisi ini patut menjadi bahan pertimbangan calon Investor, kalau perlu menanyakan hal ini secara detail alur-alur order kepada marketing yang menawarkan agar Investasinya aman dikemudian hari.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Investasi memiliki beberapa cirri-ciri sebagai berikut:
1. Investasi harus menghasilkan jumlah yang lebih besar.
2. Investasi mensyaratkan modal awal.
3. Investasi itu menuntut keahlian atau menghasilkan kemahiran.
4. Investasi selalu masuk akal.
5. Investasi mengandung kepastian berhasil diatas 50%.
6. Investasi tidak dapat diketahui hasilnya terlebih dahulu.
7. Investasi tidak melanggar etika atau hukum.
8. Investasi berjumlah relatif besar.
Keunggulan Investasi Saham
1. Menarik keuntungan dari IPO
2. Capital Gain
3. Menerima Deviden
4. Stock Split
5. Right Issue atau Saham Bonus
Laba Dari Berinvestasi Saham
1. Target Laba Main Saham (Umum)
2. Target Laba Investasi Saham (Jangka Panjang)
3. Target Laba Trading Saham (Jangka Pendek)
Resiko Berinvestasi
1. Turunnya Nilai Investasi
2. Sulitnya Produk Investasi itu Dijual
3. Hasil Investasi yang Diberikan Tidak Sebesar Kenaikan Harga Barang dan Jasa

3.2 Saran
Saranya adalah seharusnya didalam berinvestasi kita harus senantiasa berhati-hati

Teknik Menyusun Kerangka Pemikiran | PPt Documents | PowerPoint Search Engine on aaNDamar

Teknik Menyusun Kerangka Pemikiran | PPt Documents | PowerPoint Search Engine on aaNDamar

Minggu, 20 Maret 2011

mtkstkip: Menyusun Proposal Penelitian

mtkstkip: Menyusun Proposal Penelitian: "Dalam mempersiapkan atau menyusun proposal penelitian, terlebih dahulu perlu kiranya diketahui dua metode penelitian. Metode itu adalah meto..."

Jumat, 18 Maret 2011

CANGKIR YANG CANTIK



sepasang kakek nenek pergi belanja kesebuah tokoh souvenir untuk mencari hadiah buat cucu mereka. kemudian mata mereka tertuju kepada sebuah cangkir yang cantik. "lihat cangkir itu,"kata si nenek kepada suaminya,"kau benar, inilah cangkir tercantik yang pernah aku lihat,"ujar si kakek.

saat mereka mendekati cangkir itu, tiba-tiba cangkir yang dimaksud berbicara "terimah kasih untuk perhatiannya, perlu diketahui bahwa aku dulunya tidak cantik. sebelum menjadi cangkir yang dikagumi, aku hanyalah seonggok tanak liat yang tidak berguna. namun suatu hari ada seorang pengrajin dengan tangan kotor melemparku kesebuah roda berputar.

kemudian ia mulai memutar mutar aku hingga aku merasa pusing. stop! stop! stop! aku berteriak, tetapi orang itu berkata "belum!" lalu ia mulai menyodok dan meninjuku berulang-ulang
stop! stop! stop! teriakku lagi. tapi orang ini masih saja meninjuku, tanpa menhiraukan teriakanku. bahkan lebih buruk lagi ia memasukkan aku ke dalam perapian, panas! panas! panas! teriakku dengan keras.stop! stop! stop!cukup! teriakku lagi. tapi orang ini berkata "belum!"

akhirnya ia mengangkat aku dari perapian itu dan membirakanku sampai dingin. aku pikir, selesailah penderitaanku. oh ternyata belum. setelah dingin aku diberikan kepada seorang wanita muda dan ia mulai mewarnai aku. asapnya begitu memualkan stop! stop! stop! aku berteriak.

wanita itu berkata "belum!" lalu ia memberikan aku kepada seorang pria dan ia memasukkan ku lagi ke perapian yang lebih panas dari sebelumnya toloooong! hentikan penyiksaan ini! sambil menangis q berteriak sekuat-kuatnya. tapi orang ini tidak peduli denganku teriakkanku . ia terus membakarku. setelah puas "menyiksaku" lini aku dibiarkan dingin

setelah benar-benar dingin, seorang wanita cantik mengangkatku dan menempatkan aku dekat kaca. aku melihat diriku. aku terkejut sekali. aku hampir tidak percaya, karena dihadapanku berdiri sebuah cangkir yang begitu cantik.semua kesakitan dan penderitaanku yang lalu menjadi sirna tatkala kulihat diriku


SEPERTI INILAH TUHAN MEMBENTUK KITA. PADA SAAT TUHAN MEMBENTUK KITA, TIDAKLAH MENYENANGKAN, SAKIT, PENUH PENDERITAAN, DAN BANYAK AIR MATA. TETAPI INILAH SATU-SATUNYA CARA BAGI-NYA UNTUK MENGUBAH KITA SUPAYA MENJADI CANTIK DAN MEMANCARKAN KEMULIAAN-NYA.

Kamis, 17 Maret 2011

TENTANG CINTA


Tanamlah sebatang pohon cinta yang berdaun kesetian, berbunga ketulusan, berakar kejujuran
Siramilah dengan kasih & sayang, pupuklah dengan kepercayaan
cinta bukanlah matematika yang bisa di hitung
cinta bukanlah PPKN yang selalu di atur oleh pasal
cinta bukanlah ekonomi yang kadang untung dan rugi

Rabu, 16 Maret 2011

HARGAILAH SETIAP WAKTU YANG ANDA MILIKI


agar tahu pentingnya waktu SETAHUN,tanyakan pada murid yang gagal kelas
agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan bayi prematur
agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan
agar tahu pentingnya waktu  SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu
agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada org yang ketinggalan pesawat terbang
agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari kecelakaan
agar tahu pentingnya waktu SEMILIDETIK, tanyakan pada peraih medali perak olimpiade