Selasa, 24 Januari 2012
Pedoman101: Syarat BEBAS dari BELENGGU SYAHWAT
Pedoman101: Syarat BEBAS dari BELENGGU SYAHWAT: ALLAH SWT menyebut bahawa Dia yang memiliki tangga dan darjat yang tinggi serta nikmat-nikmat yang melimpah ruah yang dikurniakan kepada sek...
Senin, 09 Januari 2012
sumber dana jangka menengah
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Latar Belakang
Hampir sebagian besar perusahan tidak bisa memperoleh sumber dana tanpa
penggunaan jaminan. Untuk itu mereka harus memberikan berbagai jaminan kepada
pihak pemberi dana. Kredit jangka menengah merupakan kredit yang menggunakan
jaminan. Istilah jangka menengah menunjukkan bahwa kredit yang menggunakan jaminan. Istilah jangka menengah merupakan
kredit tersebut terjangkau waktu satu tahun atau lebih. Tetapi umumnya kurang
dari 10 tahun. Waktu itu memang tidak ada dasarnya. Sehingga mungkin saja
pembaca menjumpai bagian jangka waktu yang berbeda. Tidak ada pembatasan yang
pasti antara antara jenis sumber dana usaha jika di bagi menurut waktu. Jangka
pendek, jangkah menengah. Yang termasuk dalam kelompok sumber dana janka menengah
antara lain adalah leasing dan kredit bank berjangka maksimal lima tahun.
Khusus pembiayaan jangka
menengah yang kerap jadi pilihan usaha pebisnis, pada dasarnya secara global
ada beberapa jenis pembiayaan termasuk di dalamnya. Diantaranya adalah term
loan. Term loarn biasa diberikan oleh bank
komersial, asuransi, dan pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan
supplier perlengkapan. Besarnya tingkat bunga term noan ditentukan beberapa
factor seperti tingkat bunga umum, besar kecilnya pinjaman, jatuh tempo, dan
jumlah utang yang telah dimiliki sebelumnya?
Jenis pembiayaan jangka
menengah lainnya adalah equipment loan, yaitu pembiayaan yang biasa digunakan
untuk pengadaan perlengkapan baru. Equipment loan biasanya diberikan untuk
perlengkapan yang mudah di perjualbelikan, dan bukan perlengakapan yang
terspesialisasi. Equipment loan biasanya diberikan oleh bank komersial, penjual
perlengkapan, perusahaan asuransi, dana pensiun dan lembaga pembiayaan lainnya.
Terdapat dau instrumen bisa digunakan dalam membiayai equipment ini, yaitu
melalui kontrak penjualan
Kondisional dan hipotek barang bergerak. Jika perusahaan mnggunakan kontrak
penjualan kondisional untuk membiayai pembelian perlengkapan, penjual akan
menahan sebagian sampai pembeli melunasi keseluruhan pembiayaan sesuai kontrak.
Jadi pada saat perlengkapan dikirim biasanya penjual menerima down payment dan
pembeli bersedia melunasi secara periodik hingga pada saat pelunasan berakhir
maka penjual akan menyerahkan perlengkapan yang ditahan atau surat-surat
perlengkapan tersebut.
BAB II
Pembahasan
2.1
Term Loan Dan Equipment
Pembiayaan dengan menggunakan jangka menengah banyak digunakan oleh
perusahaan jika mereka membutuhkan dana. Ragam dan sumber pembiayaanpun sekarang
makin bertambah, walaupun sebenarnya tidak dibedakan secara jelas jangka
menengah dan jangka sepuluh tahun adalah jangka menengah dan selebihnya adalah
jangka panjang.
Term loan adalah salah
satu jenis pembiayaan jangka menengah yang dikeluarkan oleh commercial bangk ,
asuransi dana pensiun, lembaga pembiayaan pemerintah dan supplier. Term loan
memiliki biaya yang lebih rendah disbanding dengan penerbitan obligasi atau
saham, karena adanya biaya emisi, pendaftaran dan biaya lainnya sehubungan dengan
penerbitan obligasi atau saham. Selain itu juga tidak semua perusahaan
mempunyai persyaratan yang cukup untuk menerbitkan saham atau obligasi.
Dibandingkan dengan
pembiayaan jangka pendek, term loan mempunyai kelebihan pada panjangnya periode
pinjaman sehingga peminjam dapat memanfaatkan pinjaman tersebut lebih lama dan
bagi kreditur term loan ini dapat diperjual belikan jika sewaktu kreditur
membutuhkan pembembalian danan segera.
Dalam term loan biasanya perjanjian masyarakat bahwa pokok pinjaman dan
bunganya dibayar dalam jumlah yang sama secara peridodic. Sehingga misalnya
perusahaan meminjam Rp. 100.000,- selama delapan tahun dengan bunga sembilan
persen pertahun maka pembayaran yang dilakukan setiap akhir tahun pertahuna
adalah :
P0 =
100.000 = Xt
(5,5350)
= Xt (5,5350)
Xt =
18,067
Sehingga setiap tahun harus membayar angsuran sebesar Rp. 18.067,- yang
merupakan pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Berikut table skedul pembayaran dan
rinciannya:
Tahun
|
Pokok pinjaman
|
Angsuran
|
Bunga 9%
|
Angsuran pk.
Pinjaman
|
1
2
3
4
5
6
7
8
|
100000
90933
81049
70276
58533
45733
31782
16575
jumlah
|
18067
18067
18067
18067
18067
18067
18067
18067
144536
|
9000
81833
7294
6324
5267
4116
2860
1492
44536
|
9067
9884
10773
11743
12800
13951
15207
16575
100000
|
Dari jumlah diatas
tampak bahwa pada akhir tahun kedelapan sisa pokok pinjaman tinggal Rp. 16.575,
- sedangkan besarnya angsuran pokok pinjam pada akhir tahun kedelapan adalah
Rp. 16. 575,- total pembayaran sebesar Rp. 100.000,- dan pembayaran bungan
sebesar Rp. 44.536,- penting untuk diketahui bahwa angsuran pokok pinjaman
makin membesar dari tahun ketahun sedangkan porsi pembayaran bunga semakin
mengecil.
Besarnya tingkat bunga tern loan ditentukan oleh beberapa factor seperti
tingkat bunga umum, besar kecilnya pinjaman, jatuh tempo, jumlah hutang yang
Telah dimilikisebelumnya dan factor lainnya. Pada umumnya bungar term loan
akan lebih besar dari pada bunga hutang jangka pendek karena pemberian term
loan dianggap lebih beresiko disbanding dengan hutang jangka pendek karena
pemberian term loan dianggap lebih beresiko dibanding dengan hutang jangka
pendek karena pemberian term loan dianggap lebih beresiko disbanding dengan
hutang jangka pendek. Salah satu resiko term loan adalah interst rate risk
yaitu resiko akibat perubahan tingkat bunga, dan resiko yang timbul akibat
tidak dapat menginvestasikan kembali pembayaran yang diterima dari peminjam
yang lebih kecil.
Pembiayaan jenis lain adalah equipment loan yaitu suatu pembiayaan yang
dilakukan untuk pembelian suatu barang, biasanya diberikan oleh commercial
bank, penjual perlengkapan, perusahaan asuransi, pension funds dan lembaga
pembiayaan lainnya. Ada dua cara yang
dilakukan yaitu:
- kontak penjualan kondisional, adalah kontrak untuk
membiayai pembelian perlengkapan dimana penjual akan menahan sebagian (
biasanya kelengkapan surat-surat) sampai pembeli melunasi keseluruhan
pembayaran sesuai kontak.
- hipotek barang bergerak, adalah semacam pemberian
gadai, dimaan pemberi pinjaman akan menerima hak gadai sampai peminjam
melunasi pinjamannya, apabila peminjaman gagal mengembalikan pinjamannya
maka barang tersebut akan dijual. Biasanya barang yang dihipotekkan adalah
barang umum sehingga mudah untuk dijual. Sekarang model hipotek ini tidak disertai dengan penahanan barang yang
di gadaikan jika barang terseubtu adalah barang yang berkaitana dengan
proses produksi karena hal tersebut akan mengahambat kegiatan produksi dan
peminjaman akan kesulitan untuk melunasi hutangnya.
2.2
Pembiayaan Leasing
Leasing atau
sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatn pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyedianan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk
jangka waktu tertentu, berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala
disertaiu dengn hak pilih bagi perusahaawn tersebut untuk membeli barang-barang
modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan
nilai sisa uang yang telah disepakati bersama . dengn melakukan leasing
perusahaan dapa memperoleh barang modal dengan jalan sewa beli untuk dapat
langsung digunakan berproduksi, yang dapat diangsur setiap bulan, triwulan atau
enam bulan sekali kepada pihak lessor.
Melalui pembiayaan leasing perusahaan dapat memperoleh barang-barang modal
untuk operasional dengan mudah dan cepat. Hal ini sungguh berbeda jiak kita
mengajukan kredit kepada bank yang memerlukan persyaratan serta jaminan yang
besar. Bagi perusahaan yang modalnya kuran gatu menengah, dengna melakukan
perjanjian leasing akan dapat membantu perusahaan dalam menjalankan roda
kegiatan , setelah jangka leasing selesai, peruasahaan dapat membeli barang
modal yang bersangkutan. Perusahaan yang memerlukan sebagian barang modal
tertentu dalam suatu proses produksi secara tiba-tiba, tetapi tidak mempunyai
dana tunai yang cukup, dapat mengadakan perjanjian leasing untuk mengatasinya.
Dengan melakukan leasing akan lebih menghemat biaya dalam hal pengeluaran dana
disbanding dengan membeli secara tunai.
Di Indonesia leasing baru
dikenal melalui surat keputusan bersama menteri keuangan dan memberi
perdagangan republic Indonesia dengan no. KEP-122/MK/ IV/2/1974, N0.32/M/SK/2/1974,
dan No.30/Kpb/I/Kpb/I/1974 tangggal 7 Febuari 1974 tentang perizinan usaha
leasing. Sejalan dengan perkembangan waktu dan perekonomian indnesia permasalahan
yang melibatkan leasing semakin banyak dan kompleks . mulai dari jenis leasing
yang paling penting sedehana sampai
paling rumit. Perbedaan jenis leasing menyebabkan perbedaan dalam pengungkapan
laporan keuangan, perlakuan pajak dan akibatnya pada pajak penghasilan badan
akhir tahun. Capital lease dan operating lease sama-sama dikenakan pajak
pertambahan nilai, sedangkan untuk operating lease disamping dikenakan pajak pertambahan nilai juga
dikenalkan pemotongan pajak penghasilan pasal 23, hal ini Karena diperlakluakn
asebagai sewa menyewa biasa. Biaya-biaya yang berkaitan dengan transaksi lease
dianggap sebagai usaha bagi pihak lessee.
Munculnya lembaga leasing merupakan altenatif yang menarik bagi para
pengusaha karena saai ini mereka cenderung menggunakan dana rupiah tunai untuk
kegiatan operasional perusahaan. Melalui leasing mereka bisa memperoleh dana untuk membiayai
pembelian barang-barang modal dengan jangka waktu pengambilan antara tiga tahun
hingga lima tahun atau lebih. Disamping hal tersebut di atas para pengusaha
juga memperoleh keuntungan-keuntungan lainnya seperti kemudian dalam
pengurusan.
Suatu keuntungan lain jika
ditinjau dari laporan keuangan fiskal adalah transaksi capital lease
diperhitungkan sebagai operational lease pembayaran lease dianggap sebagai
biaya mengurangi pendapatan kena bajak. Tetapi tidak begitu halnya jika
ditinjau dari segi komersial.
Secara umum leasing
artinya equipment funding, yaitu pembiayaan peralatan/barang modal untuk
digunakan pada proses produksi suatu perusahaan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Pengertian leasing menurut
surat keputusan bersama menteri keuangan dan menteri perdagangan dan industri
republik indonesia no. KEP-122/MK/ IV/2/1974, N0.32/M/SK/2/1974, dan
No.30/Kpb/I/Kpb/I/1974 tanggal 7 januari 1974 adalah : setiap kegiatn
pembiayaan perusahaan untuk jangka waktu tertentu, berdasarkan
pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih bagi perusahaan
tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang
jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa uang telah disepakati bersama”
Eqipmen leasing association di london memberikan definisi leasing sebagai
berikut ” leasing adalah [erkamkoam amtar lessor dan lessee untuk menyewa
sesuatu atas barng modal tertentu yang dipilih/ ditentukan oleh lesse. Hak
pemilikna barang modal tersebut ada pada lessor sedangkan lessee hanya
menggunakan dalam jangka waktu tertentu”.
Berdasarkan beberapa
pengertian diatas, maka pada prinsipnya pengertiaan leasing terdiri dari
beberapa elemen di bawah ini:
- pembiayaan perusahaan
- penyediaan barang-barang
modal
- jangka waktu tertentu
- pembayaran secara berkala
- adanya hak pilih (option
right)
- adanya sisa yang disepakati
bersama
- adanya pihak lessor
- adanya pihak lessee
pembiayaan melalui leasin merupakan pembiayaan yang sangat sederhana dalam
prosedur dan pelaksanaannya dan oleh karena itu leasing yang digunakan sebagai
pembayaran alternatif tampak lebih menari. Sebagai suatu alternatif sumber
pembiayaan modal bagi perusahaan, maka leasing didukung oleh keuntungan
–keuntungan sebagai berikut
1) fleksibel artinya struktur kontrak dapat disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan yang besarnya pembayaran atu periode lease dapat diatur sedemikian rupa sesuai dengan
kondisi peruahaan
2) tidak diperlukan jaminan, karena hak kepemilikan sah atas aktiva yang di
lease serta pengaturan pembayaran lease sesuai dengan pendapatan yang di
hasilkan oleh aktiva yang dilease sudah merupakan jaminan bagi lease itu
senidiri
3) capital saving, yaitu tidak menyediakan dana yang besar, maksimum hanya
menyediakan down payment yang jumlah nya dalam kebiasaan lease tida k telalu
besar, jadi malam hal ini bisa dikatakan menjadi suatu penghematan modal bagi
leassee, yaitu lesse dapat menggunakan modal yang tersedia untuk keperluan
lain. Karena leasing umumnya membiayai 100% barang yang dibutuhkan.
4) Cepat pelayaran, artinya secara prosedur leasing lebih sederhana dan
relatif lebih cepat dalam realisasi pembiayaan bila dibandingkan dengan kredit
investasi bank, jadi tanpa prosedur yang rumit hal itu memberikan kemudahan
bagi para pengusaha untuk memperoleh mesin-mesin dan peraalatan yang mutahir
untuk memungkinkan dibukanya suatu bidang usaha produksi yang baru atau untuk
memodernisasi perusahaan.
5) Pembayaran angsuran lease diperlakukan sebagai biaya operasional, artinya
pembayaran lease langsung dihitung sebagai biaya dalam penentuan laba rugi
perusahaan, jadi pembayaran di hitung dari pendapatan sebelum pajak, bukan dari
laba yang terkena pajak.
6) Sebagian pelindung terhadap inflasi, artinya terhindar dari resiko
penurunan nilai uang uang yang disebagkan oleh inflasi, yaitu lessee sampai
kapan pun tatap membayar dengan satuan moneter yagn lalu terhadap sisa
kewajibannya.
7) Adanya hak lessee pada akhir masa lease.
8) Adanya kepastian hukum, artinya suatu pejanjian leasing tidak dapat
dibatalkan dalam keadaan keuangan umum yang sangat sulit, sehingga dalam
keadaan keuangan atau moneter yang sesulit apapun perjanjian leasing tetap
berlaku.
9) Terakadang leasing merupakan satu-satunya car untuk mendapatkan aktiva bagi
suatu perusahaan, teutama perusahaan ekonomi lemah, untuk dapat memodernisasi
pabriknya.
Klasifikasi learning
1. capital leasing
Perusahaan leasing pada jenis ini berlaku sebagai suatu lembaga keuangan. Lessee
yang akan membutuhkan suaut barang modal menentukan sendiri jenis serta
spesifikasi dari barang yang dibutuhkan . lessee juga mengadakan negosiasi
langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan serta hal-hal
lain yang berhubungan dengan pengoperasian barang tersebut.
Lessor akan mengeluarkan
dananya untuk membayar barang tersebut kepada supplier dan kemudian barang
tersebut lessee akan membayar secara berkala kepada kepada lessor sejumlah uang
yang berupa rental untuk jangka waktu tertentu yang disepakati bersama.
Jumlah rental ini secara
keseluruhan akan meliputi harga barang yang dibayar oleh lessor ditambah bunga
serta keuntungan pihak lessor. Selanjutnya capital atau finance lease masih
bisa dibedakan menjadi dua yaitu:
a. direct finance lease
transasksi ini terjadi jika lesse sebelumnya belum pernah
memiliki barang yang dijadikan objek lease. Secara sederhana bisa dikatakan
bahwa lessor membeli suatu barang atas permintaan lesse dan akan dipergunakan
oelh lesse.
b. sale and lease back
sesuai dengan namanya, dalam transaksi ini lessee menjual
barang yang telah dimiliki kepada lessor. Atas barang yang sama ini kemudian
dilakukan suatu kontrak leasing antara lessee dengan lessor. Dengan
memperhatikan mekanisme ini, maka perjanjian ini miliki tujuan yang berbeda
dibandingkan dengan direct finance lease. Di sini lessee memerlukan cash bisa
dipergunakan untuk tambahan modal kerja atau untuk kepentingan lainnya. Bisa
dikatakan bahwa dengan sistem sale and lease back memungkinkan lessor
memberikan dana untuk keperluan apa saja kepada kliennya dana yang dibutuhkan
sesuai dengan nilai objek barang lease
2. operating lease
Pada operating lease, lessor membeli barang dan kemudian menyewakan kepada
lessee untuk jangka waktu tertentu , dalam praktik lessee membayar rental yang
besarnya secara keseluruhan tidak meliputi harga barang serta biaya yang dikelurkan oleh lessor.
Didalam menentukan
besarnya lease, lessor tidak memperhitungkan biaya-biaya tersebut karena
setelah masa lease berakhir diharapkan harga barang tersebut masih cukup
tinggi. Disini jelas tidak ditentukan adanya nilai sisa serta hak opsi bagi
lessee.
3. sales type lease (lease (lease penjualan )
Lease penjualan biasanya dilakukan oleh perusahaan industri yang menjual lease
barang hasil produksinya. Dalam kontrak penjualan lease diakui dua macam
pendapatan penjualan barang dan pendapatan bunga atas jasa pembelanjaan selama
jangka waktu lease.
4. leverage lease
Pada leasing ini
dilibatkan pihak ketiga yang disebut credit provider. Lessor tidak membiayai
objek leasing hingga sebesar 100% dari harga barang melainkan hanya antara 20%
hingga 40 % kemudian sisa dari harga barang tersebut akan dibiayai oleh credit
provider.
5. cross border lease
Transaksi pada jenis ini
merupakan suatu transaksi leasing yang dilakukan dengan melewati batas suatu
negara. Dengan demikian antara lessor dan lessee terletak pada dua negara yang
berbeda.
Barang-barang atau
peralatan yang di transaksikan dalam cross border lease meliputi niali jutaan
dollar amerika serikat. Seperti pesawat terbang bermesin jet dari pabrikan
boeing dan airbus.
2.3 Perlakuan Akuntansi Leasing
1. perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha ( lessee)
Kejadian-kejadian yang terjadi di perusahaan setelah diidentifikasi barulah
dilakukan pencatatan. Berikut ini akan dijelaskan cara memperlakukan transaksi
yang terjadi menurut standar akuntansi keuangan. Perlakuan akuntansi
berbeda-beda pada tiap transaksi pada setiap jenis lease.
Pada capital lease
- transaksi sewa guna
diperlukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa
sewa guna usaha sebesar niali tunai dari seluruh pembayaran sewa guna
usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa
guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha
setiap pembayaran sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat
bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha.
- Tingkat diskonto yagn
digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha
adalah tingkat bunga yang di bebankan oleh perusahaan sewa guna usaha
atau tingkat bunga yagn berlaku pada awal sewa guna usaha.
- Aktiva yang sewa guna
usahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran
masa manfaatnya.
- Kalau aktiva yang disewa guna usaha dibeli sebelum
berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang
dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun
berjalan.
- Kewajiban sewa guna usaha
harus disaji sebagai kewajiban lancar dan janga panjang sesuai praktek
aygn lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha.
- Dalam hal melakukan
penjualan dan penyewaan kembali ( sales and leaseback) maka transaksi
tersebut harus dilakukan sebagai dua transaksi terpisah, yaitu transaksi penjualan
dan trandsaksi sewa guna usaha. Selisih anatara harga jual dan nilai buku
aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau
kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang
ditangguhkan harus dilakukan secara perporsional dengan biaya amortisasi
aktiva yang disewa guna usaha apabila leasback merupakan capital lease
atau secara proposional dengan biaya sewa apabila leaseback merupakan
operating lease.
Pada sewa menyewa biasa (operaring lease)
Pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang
diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha,
meskipun pembayaran sewa guna dilakukan dalam jumlah yang tidak sama pada
setiap periode.
2. perlakan akuntasi oleh perusahaan sewa guna usaha (lessor)
Walaupun penulisan dalam
pembahasan selanjutnya mengenai akuntansi leasing hanya membatasi diri dari
segi lessee. Tetapi disini dijelaskan juga perlakuan akuntansi dari segi
lessor.
Berbeda dengan pihak lessee, lessor memperlakukan transaksi sebagai
berikut:
Pada finance lease
a) penanaman netto dalam aktiva yang disewakan usahakan harus diperlakukan dan
dicatat sebagai penananman netto sewa guna usaha. Jumlah penanaman netto
teridiri dari jumlah piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi)
yang akan diterima oleh perusahaan sewa guna usaha dikurangi dengan pendapatan
sewa guna usaha yang belum diakui ( unearned lease income), dan simpanan
jaminan ( security income).
b) Selisih antara piutang sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi)
dengan perolehan aktiva yang disewa guna usahakan diperlukan sebagai pendapatan
sewa guna usaha yang belum diakui ( unearned lease income).
c) Pendapatan sewa guna usaha yang belum diakui harus dialokasikan secara
konsisten sebagai pendapatan tahun berjalan berdasarkan tingkat pengembalian
berkala (periodie rate of retur) atas penanaman netto perusahaan sewa guna
usaha.
d) Apabila perusahaan sewa guna usaha menjual barang modal kepada penyewa guna
usaha sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha maka perbedaan antara harga jual
dengan penanaman netto dalam sewa guna usaha pada saat penjualan dilakukan
harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian periode berjalan.
e) Pendapatan lain yang diterima
sehubungan dengan transaksi sewa guna usaha haru diakui dan dicatat sebagai
pendapatan periode berjalan.
Pada operating lease
- barang modal yang disewa guna
usahakan harus di perlakukan dan catat sebagai aktiva sewa guna usaha
berdasarkan harga perolehan.
- Pembayaran sewa guna usaha (
lese payment ) selama tahun berjalan yang diperoleh dari penyewa guna
usaha diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus sepanjang masa
sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha mungkin dilakukan
dalam jumlah yang tidak sama setiap periode
- Penyusutan aktiva yagn disewa
guna usahakan harus dilakukan dalam jumlah yang layak berdasarkan taksiran
masa manfaatnya.
- Kalau aktiva yang di sewa
guan usahakan dijual maka perbedaan antara nilai buku dan harga jual harus
diakui dan dicatat sebagai kerugian atau kerugian atau keuntungan tahun
berjala.
2.4 Evaluasi Dari Lessee
Setiap rencana lease harus dievaluasi baik oleh lessee maupun lessor.lessee
harus menentukan apakah me-lease suatu aktiva lebih murah dari pada membelinya,
sementara lessor harus memutuskan apakah lease tersebut akan menghasilkan
tingkat pengembalian yang wajar atau tidak. Karena focus kita ditujukan pada
manajemen keuangan dan bukan pada investasi, maka kita membatasi analisis pada
hal-hal yang bersangkutan paut dengan lessee.
Pada umumnya terjadinya perjanjian lease mengikuti urutan yang akan
diuraikan berikut ini. Kita harus memperhatikan bahwa banyak leteratur teoritis
tentang cara yang tepat untuk mengevaluasi keputusan lease versus pembelian
aktiva, dan sejumlah model keputusan yang sangat rumit telah dikembangkan untuk
membantu analsis tersebut. Akan tetapi, analisis yang disajikan di sini
mengarah kepada keputusan yang tepat dalam setiap kasus yang pernah kami
temukan.
- perusahaan memutuskan untuk
memperoleh bangunan atau peralatan tertenu. Keputusan ini didasarkan atas prosedur
pengangguran modal yang biasanya dan keputusan untuk memperoleh aktiva
tersebut sudah laksanakan sebelum analisis lease kita hanya
mempertimbangkan apakah akan membiayai mesin itu dengan lease atau pinjam.
- setelah perusahaan memutuskan
untuk memperoleh suatu aktiva, pertanyaan berikutnya adalah bagaimana
membiayainya. Perusahaan yang dikelolah dengan baik tidak mempunyai banyak
uang kas yang menganggur sehingga aktiva baru harus dibiayai dengan cara
tertentu.
- dana untuk membeli aktiva
dapat diperoleh dengan meminjam , dengan menahan laba atau dengan
menerbitkan saham baru. Cara lain adalah dengan melease aktiva tersebut ,
maka lease akan mempunyai pengaruh yang sama seperti pinjaman terhadap
struktur modal lessee.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Tidak ada pembatasan yang pasit antara jenis sumber dana usaha jika dibagi
menurut waktu,jangka pendek,jangka menengah atau jangka panjang. Namun secara
umum pembiayaan yang berjangka waktu satu hingga sepuluh tahun dikateogikan ke
dalam pembiayaan jangka menengah. Yang termasuk dalam kelompok sumber dan
jangka menengah antara lain adalah leasing dan kredit bank berjangka maksimal
lima tahun. Dimana leasing merupakan salah satu altenatif sumber pembelanjaan
bagi perusahaan yang berjangka menengah.
Ada tiga bentuk
utama dari transaksi leasing yaitu :
- direct financial lease
- sale and lease back
- leverage lease
lease : suatu
kontak sewa atas penggunaan harta untuk suatu periode tertentu denga sewa
tertentu
lesee : pemakai
aktiva yang akan di lease . perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang
modal dengan pembiayaan dari pihak perusahaan leasing .lessor : pemilik dari
aktiva yang akan di lease
3.1 Saran
Perusahaan sebaiknya memakai sumber dana jangka menengah karenah lebih
mudah
biaya modal
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusan
penganggaran modal yang melibatkan analisis arus kas yang didiskontokan,
tingkat diskontonya disini disebut biaya modal.
Biaya modal adalah
faktor kunci dalam keputusan yang berhubungan dengan penggunaan modal utang
atau modal ekuitas. Biaya modal adalah biya yang harus dikeluarkan / hrs
dibayar. Untuk mendapatkan modal yang baik yang berasal dari utang, saham
preferen, saham biasa, maupun laba yang ditahan untuk membiayai investasi
perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang.
Pengertian rate of
return dapat dilihat dari 2 sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat
laba yang disyaratkan merupakan pencerminan oleh tingkat resiko aktiva yang
dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen. Sedangkan di
pihak perusahaan, tingkat laba yang diminta. Merupakan biaya yang harus
dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari pemegang saham secara umum bahwa
resiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta
oleh investor juga tinggi dan biaya modal / juga tinggi. Tinggi rendahnya
tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas
resiko (risk free rate) (Rf) dan risk premium untuk mengkompensasikan resiko
yang melekat pada surat
berharga itu. Rp = Rf + risk premium.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari makalah yang dibahas adalah :
- Pemikiran Di Balik Rata-Rata Tertimbang Biaya Modal
- Definisi Dasar
- Biaya Utang
- Biaya Saham Preferen
- Biaya Saham Biasa Baru
- Biaya Saldo Laba Ditahan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pemikiran Di Balik Rata-Rata Tertimbang Biaya Modal
Target
struktur modal (optimal) merupakan persentase hutang, saham preferen, dan
ekuitas saham biasa yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. Sedangkan
biaya modal rata-rata tertimbang, WACC ialah rata-rata tertimbang komponen
biaya hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa.
Selanjutnya,
rata-rata tertimbang biaya modal marjinal (weighted average cost of capital =
WACC) dapat dirumuskan dalam tiga versi. Kita mulai dengan model deskristif biaya modal sebagai biaya
tertimbang nilai pasar hutang dan ekuitas. Definisi tradisional biaya modal
tersebut adalah:
k = WACC = kb(1-T)
kesulitan utama
dari definisi tradisional ini adalah walaupun dapat digunakan untuk menghitung
WACC tidak dapat digunakan untuk memberitahukan pada kita bagaimana WACC
berubah jika leverage keuangan perusahaan berubah.
Definisi Moigliani
– Miller tentang rata-rata tertimbang nilai modal tidak hanya menyatakan kepada
kita bagaimana WACC berubah dengan meningkatnya leverage, tetapi juga
menyimpulkan aspek-aspek lain dari pembiayaan atau keuangan yaitu:
- Jika perusahaan mengerjakan
proyek-proyek sehingga memperoleh penghasilan yang lebih besar daripada
WACC-nya, hal itu akan meningkatkan kekayaan para pemegang saham.
- Seluruh peningkatan nilai perusahaan
ditambahkan kepada para pemegang saham yang mula-mula.
- Jika arus kas investasi baru
didiskontokan pada tingkat WACC arus ini didefinisikan sebagai arus kas
operasi setelah pajak yang akan diterima perusahaan jika perusahaan
tersebut tidak mempunyai hutang.
2.2 Definisi Dasar
Pos-pos yang berada
pada sisi kanan neraca-berbagai jenis utang, saham preferen, dan ekuitas saham
biasa-disebut komponen modal.
Modal merupakan faktor produksi yang dibutuhkan, dan seperti faktor-faktor
lainnya, modal mempunyai biaya. Konsentrasi kita dalam membahas biaya modal
kali ini pada utang, saham preferen, laba ditahan, dan penerbitan saham biasa
baru, yang empat komponen struktur modal yang utama ; biaya komponen setiap
jenis modal tersebut ditunjukkan dengan simbol-simbol berikut :
Kd = suku bunga utang baru
perusahaan = biaya komponen utang sebelum pajak
Kd (1-T) = biaya komponen
utang setelah pajak, dimana T merupakan tarif pajak. marjinal perusahaan. Kd (1-T) merupakan biaya
utang yang digunakan untuk menghitung
biaya modal rata-rata tertimbang
Kps = biaya
komponen saham preferen
Ks = biaya komponen laba ditahan (atau ekuitas internal )
Ke = biaya komponen
ekuitas eksternal, atau ekuitas yang diperoleh dengan menerbitkan saham biasa
baru sebagai pengganti laba ditahan
WACC = biaya modal rata-rata
tertimbang
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva
dan oerasi perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen,
dan laba ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan
alasan:
- 1emaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya
(termasuk biaya modal) diminimumkan.
- Keputusan penggagaran modal (capital budgetting)
memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
- Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja
juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal
merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut.
Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk
memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal yang
tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen
modal (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun tidak semua komponen modal
diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts payable) tidak
dperhitungkan dalam perhitungan WACC. Hutang wesel (notes payable) ata hutang jangka
pendek yang berbunga (Short-term Interest-bearing debt) dimasukkan dalam
perhitungan WACC hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan
tetap perusahaan bukan merupakan pembelanjaan sementara.
Pada umumnya hutang
jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur untuk menghitung WACC. Dengan
demikian kita harus menghitung:
1) Biaya Hutang
(cost of debt),
2) Biaya laba
ditahan (cost of retained earning),
3) Biaya saham
Biasa Baru (cost of new common stock), dan
4) Biaya Saham
Preferen (cost of preferred stock).
Biaya modal harus
dihitung berdasarkan suatu basis setelah pajak (after tax basis) karena arus
kas setelah pajak adalah yang paling relefan untuk keputusan investasi
2.3 Biaya Utang
Biaya hutang dapat
didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatau investasi agar
tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi.
Besarnya tingkat
keuntungan yang diminta investor (Kd)
tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value
penerimaan di masa datang yang berupa bunga (I) dan pembayaran pokok
pinjaman.(M) dengan dana yang diberikan saat ini (harga surat berharga/
obligasi = Po)
Jika obligasi baru dijual dengan harga sama dengan nilai nominal dan tidak
ada floation cost, maka biaya utang sama dengan tingkat bunga. Karena
pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, maka biaya utang setelah pajak (Ki)
harus disesuaikan dengan cara mengalikan (1-pajak) sehingga menjadi :
Ki = Kd (1-t)
Biaya utang setelah pajak
(Kd(1-T)) digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang, dan hal
itu merupakan suku bunga utang Kd, dikurangi penghematan pajak yang dihasilkan
karena bunga sudah dikurangi.
Nilai saham perusahaan, yang ingin kita maksimumkan, bergantung pada arus
kas setelah pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan, maka
bunga menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya utang bersih, yang
membuat biaya utang setelah pajak lebih kecil daripada biaya utang sebelum
pajak.
Biaya utang adalah suku bunga atas utang baru, bukan atas utang yang masih
beredar; dengan kata lain, kita berkepentingan dengan biaya utang marjinal. Perhatian
utama kita berkaitan dengan biaya modal terletak pada penggunaannya untuk
keputusan penganggran modal-misalnya, apakah sebuah mesin baru akan
menghasilkan pengembalian yang lebih besar daripada biaya modal yang diperlukan
untuk memperoleh mesin tersebut? Suku bunga yang dikenakan atas pinjaman
perusahaan di masa lalu tidak relevan-kita membutuhkan biaya modal baru.
Jika perusahaan menggunakan obligasi
sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya
hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang
dapat dicari dengan cara:
n
Harga obligasi I + MS=
Harga obligasi I + MS=
t=1 (1+Kd)t (1+Kd)n
Biaya hutang ini merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost). Dalam
menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang setelah pajak (after-tax cost
debt).
Biaya hutang
sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)
2.4 Biaya Saham Preferen
Biaya modal saham
preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor saham
preferen. atau Kp.
Kp = Dp
Pn
dimana
Kp = biaya saham preferen
Kp = biaya saham preferen
Dp = dividen saham
preferen tahunan
Pn = harga saham
preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit (setelah dikurangi biaya
peluncuran saham atau flotation cost
Biaya saham preferen merupakan
tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas saham preferen perusahaan,
Kps, yang dihitung sebagai deviden saham preferen, Dps, dibagi dengan harga
penerbitan bersih, Pn.
Komponen biaya saham preferen = Kps
= Dps dibagi Pn
Tidak ada penghematan pajak yang berhubungan dengan penggunaan saham preferen.
2.5 Biaya Saldo Laba Ditahan
Biaya laba ditahan
merupakan tingkat pengembalian yang diperlukan pemengang saham atas modal
ekuitas perusahaan yang diperoleh dari laba ditahan.
Alasan mengapa kita harus
membebankan biaya modal ke laba ditahan mencakup prinsip biaya oportunitas.
Laba perusahaan setelah pajak adalah milik pemegang saham.
Jika manajemen memutuskan untuk
menahan laba, maka terdapat biaya oportunitas yang terlibat-pemegang saham akan
menerima laba sebagai deviden dan menginvestasikan uang ini dalam saham
lainnya, dalam obligasi, dalam real estate, atau dalam hal lainnya. Jadi,
perusahaan harus memperoleh laba ditahan paling tidak sama dengan yang diterima
pemegang saham atas investasi alternatif dengan resiko yang sebanding.
Karenanya, jika perusahaan tidak
dapat menginvestasikan laba ditahan dan menghasilkan paling tidak sebesar Ks,
maka perusahaan harus membayar dana tersebut kepada pemegang saham serta
membiarkan mereka melakukan investasi secara langsung dalam aktiva lainnya yang
dapat memberikan pengembalian ini.
Jika saham berada dalam ekuilibrium, maka :
a. Tingkat
pengembalian yang diperlukan, Ks, harus = tingkat pengembalian yang diharapkan,
Ks
b. Pengembalian yang
diperlukan adalah = suku bunga bebas resiko, Krf, ditambah premi resiko, RP,
dimana pengembalian yang diharapkan atas saham dengan pertumbuhan konstan =
hasil deviden saham, D1 / D0, ditambah tingkat pertumbuhan yang diharapkan, g.
2.6 Biaya Saham Biasa Baru
Biaya saham biasa baru atau external equity capital (Ke) lebih tinggi
dari biaya laba ditahan (Ks) karena penjualan saham baru memerlukan biaya
peluncuran/emisi saham atau flotation cost. Flotation cost akan mengurangi
penerimaan perusahaan dari penjualan saham.
Gordon model dengan memperhitungkan flotation cost:
Ke – g
maka: Ke = D1 + g
dimana
Ke = biaya saham biasa baru
Ke = biaya saham biasa baru
F = flotation cost
D1= dividen saham
pada t = 1
Flotation cost
adjustment = DCF Ke-DCF Ks
g = dividend growth
Perlu diketahui bahwa untuk menaksir Ke hanya menggunakan 1 metoda yakni
discounted cash flow sedangkan untuk menghitung Ks digunakn 3 metoda. Tapi Ke
dapat dihitung pula dengan metoda CAPM dan Bond-Yield-plus-Risk premium dengan
menggunakan rumus:
Ke = Ks + flotation
cost adjustment
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan oerasi
perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba
ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
2. Keputusan
penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya
modal.
3.
Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi
biaya modal.
Biaya modal
merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan
tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut.
Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi
3.2
Saran
Untuk menentukan
biaya modal harus memperhatikan
1.
Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor
ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2.
Daya jual saham suatu perusahaan.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum
para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3.
Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat
manajemen.
Jika
manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang
dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum
yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4.
Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan
biaya modal perusahaan.
Langganan:
Postingan (Atom)