Senin, 09 Januari 2012

biaya modal


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Keputusan penganggaran modal yang melibatkan analisis arus kas yang didiskontokan, tingkat diskontonya disini disebut biaya modal.
Biaya modal adalah faktor kunci dalam keputusan yang berhubungan dengan penggunaan modal utang atau modal ekuitas. Biaya modal adalah biya yang harus dikeluarkan / hrs dibayar. Untuk mendapatkan modal yang baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham biasa, maupun laba yang ditahan untuk membiayai investasi perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk keputusan jangka panjang.
Pengertian rate of return dapat dilihat dari 2 sisi. Dari pihak investor, tinggi rendahnya tingkat laba yang disyaratkan merupakan pencerminan oleh tingkat resiko aktiva yang dimiliki dan struktur modal serta faktor lain seperti manajemen. Sedangkan di pihak perusahaan, tingkat laba yang diminta. Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal dari pemegang saham secara umum bahwa resiko perusahaan yang tinggi berakibat bahwa tingkat keuntungan yang diminta oleh investor juga tinggi dan biaya modal / juga tinggi. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh tingkat keuntungan bebas resiko (risk free rate) (Rf) dan risk premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat berharga itu. Rp = Rf + risk premium.

1.2 Tujuan Penulisan
            Tujuan dari makalah yang dibahas adalah :
  1. Pemikiran Di Balik Rata-Rata Tertimbang Biaya Modal
  2. Definisi Dasar
  3. Biaya Utang
  4. Biaya Saham Preferen
  5. Biaya Saham Biasa Baru
  6. Biaya Saldo Laba Ditahan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemikiran Di Balik Rata-Rata Tertimbang Biaya Modal
Target struktur modal (optimal) merupakan persentase hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa yang akan memaksimalkan harga saham perusahaan. Sedangkan biaya modal rata-rata tertimbang, WACC ialah rata-rata tertimbang komponen biaya hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa.
Selanjutnya, rata-rata tertimbang biaya modal marjinal (weighted average cost of capital = WACC) dapat dirumuskan dalam tiga versi. Kita mulai dengan model  deskristif biaya modal sebagai biaya tertimbang nilai pasar hutang dan ekuitas. Definisi tradisional biaya modal tersebut adalah:
k = WACC = kb(1-T)
kesulitan utama dari definisi tradisional ini adalah walaupun dapat digunakan untuk menghitung WACC tidak dapat digunakan untuk memberitahukan pada kita bagaimana WACC berubah jika leverage keuangan perusahaan berubah.
Definisi Moigliani – Miller tentang rata-rata tertimbang nilai modal tidak hanya menyatakan kepada kita bagaimana WACC berubah dengan meningkatnya leverage, tetapi juga menyimpulkan aspek-aspek lain dari pembiayaan atau keuangan yaitu:
  1. Jika perusahaan mengerjakan proyek-proyek sehingga memperoleh penghasilan yang lebih besar daripada WACC-nya, hal itu akan meningkatkan kekayaan para pemegang saham.
  2. Seluruh peningkatan nilai perusahaan ditambahkan kepada para pemegang saham yang mula-mula.
  3. Jika arus kas investasi baru didiskontokan pada tingkat WACC arus ini didefinisikan sebagai arus kas operasi setelah pajak yang akan diterima perusahaan jika perusahaan tersebut tidak mempunyai hutang.

2.2 Definisi Dasar
Pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca-berbagai jenis utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa-disebut komponen modal.
            Modal merupakan faktor produksi yang dibutuhkan, dan seperti faktor-faktor lainnya, modal mempunyai biaya. Konsentrasi kita dalam membahas biaya modal kali ini pada utang, saham preferen, laba ditahan, dan penerbitan saham biasa baru, yang empat komponen struktur modal yang utama ; biaya komponen setiap jenis modal tersebut ditunjukkan dengan simbol-simbol berikut :
            Kd = suku bunga utang baru perusahaan = biaya komponen utang sebelum pajak
            Kd (1-T) = biaya komponen utang setelah pajak, dimana T merupakan tarif pajak.  marjinal perusahaan. Kd (1-T) merupakan biaya utang yang digunakan  untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang
            Kps = biaya komponen saham preferen
            Ks = biaya komponen laba ditahan (atau ekuitas internal )
            Ke = biaya komponen ekuitas eksternal, atau ekuitas yang diperoleh dengan menerbitkan saham biasa baru sebagai pengganti laba ditahan
            WACC = biaya modal rata-rata tertimbang

Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan oerasi perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
  1. 1emaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
  2. Keputusan penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
  3. Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.

Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal yang tepat untuk semua keputusan adalah rata-rata tertimbang dari seluruh komponen modal (Weighted Cost of Capital atau WACC). Namun tidak semua komponen modal diperhitungkan dalam menentukan WACC. Hutang dagang (accounts payable) tidak dperhitungkan dalam perhitungan WACC. Hutang wesel (notes payable) ata hutang jangka pendek yang berbunga (Short-term Interest-bearing debt) dimasukkan dalam perhitungan WACC hanya jika hutang tersebut merupakan bagian dari pembelanjaan tetap perusahaan bukan merupakan pembelanjaan sementara.
Pada umumnya hutang jangka panjang dari modal sendiri merupakan unsur untuk menghitung WACC. Dengan demikian kita harus menghitung:
1) Biaya Hutang (cost of debt),
2) Biaya laba ditahan (cost of retained earning),
3) Biaya saham Biasa Baru (cost of new common stock), dan
4) Biaya Saham Preferen (cost of preferred stock).
Biaya modal harus dihitung berdasarkan suatu basis setelah pajak (after tax basis) karena arus kas setelah pajak adalah yang paling relefan untuk keputusan investasi

2.3 Biaya Utang
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari suatau investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi.
Besarnya tingkat keuntungan yang diminta investor (Kd) tersebut adalah sama dengan tingkat bunga yang menyamakan present value penerimaan di masa datang yang berupa bunga (I) dan pembayaran pokok pinjaman.(M) dengan dana yang diberikan saat ini (harga surat berharga/ obligasi = Po)
            Jika obligasi baru dijual dengan harga sama dengan nilai nominal dan tidak ada floation cost, maka biaya utang sama dengan tingkat bunga. Karena pembayaran bunga merupakan pengurang pajak, maka biaya utang setelah pajak (Ki) harus disesuaikan dengan cara mengalikan (1-pajak) sehingga menjadi :
                                                Ki = Kd (1-t)
            Biaya utang setelah pajak (Kd(1-T)) digunakan untuk menghitung biaya modal rata-rata tertimbang, dan hal itu merupakan suku bunga utang Kd, dikurangi penghematan pajak yang dihasilkan karena bunga sudah dikurangi.
            Nilai saham perusahaan, yang ingin kita maksimumkan, bergantung pada arus kas setelah pajak. Karena bunga merupakan beban yang dapat dikurangkan, maka bunga menghasilkan penghematan pajak yang mengurangi biaya utang bersih, yang membuat biaya utang setelah pajak lebih kecil daripada biaya utang sebelum pajak.
Biaya utang adalah suku bunga atas utang baru, bukan atas utang yang masih beredar; dengan kata lain, kita berkepentingan dengan biaya utang marjinal. Perhatian utama kita berkaitan dengan biaya modal terletak pada penggunaannya untuk keputusan penganggran modal-misalnya, apakah sebuah mesin baru akan menghasilkan pengembalian yang lebih besar daripada biaya modal yang diperlukan untuk memperoleh mesin tersebut? Suku bunga yang dikenakan atas pinjaman perusahaan di masa lalu tidak relevan-kita membutuhkan biaya modal baru.
Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi. Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
n
Harga obligasi  I + M
S=
t=1 (1+Kd)t (1+Kd)n
Biaya hutang ini merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax cost). Dalam menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang setelah pajak (after-tax cost debt).
Biaya hutang sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat pajak)

2.4 Biaya Saham Preferen
Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor saham preferen. atau Kp.
Kp = Dp
         Pn

dimana
Kp = biaya saham preferen
Dp = dividen saham preferen tahunan
Pn = harga saham preferen bersih yang diterima perusahaan penerbit (setelah dikurangi biaya peluncuran saham atau flotation cost

            Biaya saham preferen merupakan tingkat pengembalian yang diperlukan investor atas saham preferen perusahaan, Kps, yang dihitung sebagai deviden saham preferen, Dps, dibagi dengan harga penerbitan bersih, Pn.
            Komponen biaya saham preferen = Kps = Dps dibagi Pn
            Tidak ada penghematan pajak yang berhubungan dengan penggunaan saham preferen.

2.5 Biaya Saldo Laba Ditahan
Biaya laba ditahan merupakan tingkat pengembalian yang diperlukan pemengang saham atas modal ekuitas perusahaan yang diperoleh dari laba ditahan.
            Alasan mengapa kita harus membebankan biaya modal ke laba ditahan mencakup prinsip biaya oportunitas. Laba perusahaan setelah pajak adalah milik pemegang saham.
            Jika manajemen memutuskan untuk menahan laba, maka terdapat biaya oportunitas yang terlibat-pemegang saham akan menerima laba sebagai deviden dan menginvestasikan uang ini dalam saham lainnya, dalam obligasi, dalam real estate, atau dalam hal lainnya. Jadi, perusahaan harus memperoleh laba ditahan paling tidak sama dengan yang diterima pemegang saham atas investasi alternatif dengan resiko yang sebanding.
            Karenanya, jika perusahaan tidak dapat menginvestasikan laba ditahan dan menghasilkan paling tidak sebesar Ks, maka perusahaan harus membayar dana tersebut kepada pemegang saham serta membiarkan mereka melakukan investasi secara langsung dalam aktiva lainnya yang dapat memberikan pengembalian ini.
            Jika saham berada dalam ekuilibrium, maka :
a.      Tingkat pengembalian yang diperlukan, Ks, harus = tingkat pengembalian yang diharapkan, Ks
b.      Pengembalian yang diperlukan adalah = suku bunga bebas resiko, Krf, ditambah premi resiko, RP, dimana pengembalian yang diharapkan atas saham dengan pertumbuhan konstan = hasil deviden saham, D1 / D0, ditambah tingkat pertumbuhan yang diharapkan, g.

2.6 Biaya Saham Biasa Baru
Biaya saham biasa baru atau external equity capital (Ke) lebih tinggi dari biaya laba ditahan (Ks) karena penjualan saham baru memerlukan biaya peluncuran/emisi saham atau flotation cost. Flotation cost akan mengurangi penerimaan perusahaan dari penjualan saham.

Gordon model dengan memperhitungkan flotation cost:
Po (1 – F) = D1
Ke – g
maka: Ke = D1 + g
Po (1-F)
dimana
Ke = biaya saham biasa baru
Po = harga jual saham
F = flotation cost
D1= dividen saham pada t = 1
Flotation cost adjustment = DCF Ke-DCF Ks
g = dividend growth
Perlu diketahui bahwa untuk menaksir Ke hanya menggunakan 1 metoda yakni discounted cash flow sedangkan untuk menghitung Ks digunakn 3 metoda. Tapi Ke dapat dihitung pula dengan metoda CAPM dan Bond-Yield-plus-Risk premium dengan menggunakan rumus:
Ke = Ks + flotation cost adjustment

 BAB III
PENUTUP

3.1           Kesimpulan
Modal adalah dana yang digunakan untuk membayai aktiva dan oerasi perusahaan. Modal terdiri dari hutang, saham biasa, saham preferen, dan laba ditahan. Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimumkan.
2. Keputusan penggagaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
3. Keputusam-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi

3.2           Saran
Untuk menentukan biaya modal harus memperhatikan
1.                  Keadaan-keadaan umum perekonomian.
Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2.                  Daya jual saham suatu perusahaan.
Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3.                  Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen.
Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4.                  Besarnya pembiayaan yang diperlukan.
Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.


Tidak ada komentar: